Radiometers

Blue Light Therapy atau Fototerapi merupakan suatu alat yang digunakan untuk terapi mengatasi keadaan hiperbilirubunemia dengan  menggunakan sinar biru. Alat ini bekeja dengan cara memancarkan sinar biru dengan lampu khusus. Cahaya Meter / Radiometer merupakan suatu alat kalibrator yang digunakan untuk mengkalibrasi pesawat foto terapi. Cahaya Meter / Radiometer secara khusus dirancang untuk memudahkan mengukur tingkat paparan sistem terapi hiperbilirubinemia standar secara langsung pada pesawat. Radiometer dilengkapi dengan detektor disaring untuk menerima spektrum aksi 420-480 nm dan membaca titik kalibrasi pada nilai ukur μW / cm^2 atau μW / cm^2 / Nm.
Android  adalah  salah  satu  sistem  operasi  yang  berkembang  pesat  saat  ini. Dengan  mengembangkan  aplikasi  pada  Android  maka  banyak  kebutuhan  sehari hari  yang  dapat  dipermudah.
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat prototype alat kalibrasi blue light agar mudah untuk dipelajari. Prototype alat kalibrasi blue light yang dibuat ini difungsikan untuk mengkalibrasi foto terapi dengan menggunakan komponen utama yaitu Arduino nano yang berfungsi sebagai pengontrol utama keseluruhan rangkaian, sensor BH1750FVI sebagai sensor, dan ditampilkan pada android user.

Kata kunci : Blue light terapi, Radiometer, Arduino nano sensor, Andoid, Jaringan internet.

Blue Light Therapy atau Fototerapi merupakan suatu alat yang digunakan untuk terapi mengatasi keadaan hiperbilirubunemia dengan  menggunakan sinar biru. Alat ini bekeja dengan cara memancarkan sinar biru dengan lampu khusus. Cahaya Meter / Radiometer merupakan suatu alat kalibrator yang digunakan untuk mengkalibrasi pesawat foto terapi. Cahaya Meter / Radiometer secara khusus dirancang untuk memudahkan mengukur tingkat paparan sistem terapi hiperbilirubinemia standar secara langsung pada pesawat. Radiometer dilengkapi dengan detektor disaring untuk menerima spektrum aksi 420-480 nm dan membaca titik kalibrasi pada nilai ukur μW / cm^2 atau μW / cm^2 / Nm.
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat prototype alat kalibrasi blue light agar mudah untuk dipelajari. Prototype alat kalibrasi blue light yang dibuat ini difungsikan untuk mengkalibrasi foto terapi dengan menggunakan komponen utama yaituArduino nano yang berfungsi sebagai pengontrol utama keseluruhan rangkaian, sensor BH1750FVI sebagai sensor, LCD OLED berfungsi sebagai penampil hasil.
Cara kerja Alat kalibrator Blue Light adalah ketika tombol Run ditekan maka sensor akan membaca intensitas cahaya dari fototerapi dan akan di olah di microcontroller dan akan di tampilkan di LCD. Ketita tombol Hold di tekan maka sensor akan berhenti. Ketika tombol Power ditekan maka system alat akan Off.
Kesimpulan yang didapat dari perbandingan pengukuran sensor solar cell dengan radiometer persentase kesalahan adalah 4,86% pada jarak 50 cm dan 0,47% pada jarak 15cm. Alat yang dibuat ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran, sehingga bagian-bagian dan prinsip kerja alat Radiometer dapat dipelajari dengan mudah melalui prototype alat kalibrasi blue light ini oleh mahasiswa.

Kata kunci : Blue light terapi, Radiometer, Arduino nano dan sensor.

Blue Light Therapy atau Fototerapi merupakan suatu alat yang digunakan untuk terapi mengatasi keadaan hiperbilirubunemia dengan menggunakan sinar biru. Alat ini bekeja dengan cara memancarkan sinar biru dengan lampu khusus. Cahaya Meter / Radiometer merupakan suatu alat kalibrator yang digunakan untuk mengkalibrasi pesawat foto terapi. Cahaya Meter / Radiometer secara khusus dirancang untuk memudahkan mengukur tingkat paparan sistem terapi hiperbilirubinemia standar secara langsung pada pesawat. Radiometer dilengkapi dengan detektor disaring untuk menerima spektrum aksi 420-480 nm dan membaca titik kalibrasi pada nilai ukur μW / cm 2 atau μW / cm 2 / Nm. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat prototype alat kalibrasi blue light agar mudah untuk dipelajari. Prototype alat kalibrasi blue light yang dibuat ini difungsikan untuk mengkalibrasi foto terapi dengan menggunakan komponen utama yaituArduino nano yang berfungsi sebagai pengontrol utama keseluruhan rangkaian, sensor BH1750FVI sebagai sensor, LCD OLED berfungsi sebagai penampil hasil. Cara kerja Alat kalibrator Blue Light adalah ketika tombol Run ditekan maka sensor akan membaca intensitas cahaya dari fototerapi dan akan di olah di microcontroller dan akan di tampilkan di LCD. Ketita tombol Hold di tekan maka sensor akan berhenti. Ketika tombol Power ditekan maka system alat akan Off. Kesimpulan yang didapat dari perbandingan pengukuran sensor solar cell dengan radiometer persentase kesalahan adalah 4,86% pada jarak 50 cm dan 0,47% pada jarak 15cm. Alat yang dibuat ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran, sehingga bagian-bagian dan prinsip kerja alat Radiometer dapat dipelajari dengan mudah melalui prototype alat kalibrasi blue light ini oleh mahasiswa.

Kata kunci : Blue light terapi, Radiometer, Arduino nano dan sensor.

The microwave imaging radiometer using aperture synthesis (MIRAS) (M. Martin-Neira et al., November 1997) is the single payload of the SMOS (soil moisture and ocean salinity) mission by the European Space Agency (ESA). MIRAS performance was successfully tested during spring 2007 by the prime contractor, EADS-CASA Espacio Spain, at ESA premises in ESTEC, The Netherlands. The payload is currently in Thales, Alenia Space, in Cannes (France), for integration with the satellite platform: http://www.esa.int/esaLP/LPsmos.html. MIRAS-SMOS launching is currently scheduled by the end of 2008.

SMOS is the acronym for the Soil Moisture and Ocean Salinity mission by the European Space Agency (ESA) [1]. Its single payload, the Mcrowave Imaging Radiometer using Aperture Synthesis (MΓRAS), was successfully launched in November 2009. A six months Commissioning Phase was devoted to bring the satellite into a fully operational condition and to characterize the payload using specific orbits to check all instrument modes [2]. An on- going activity is devoted to analyze the contribution of each single calibration procedure to the overall radiometric accuracy in order to assess the dominant sources of spatial errors. In this framework, this paper is devoted to assess the performance of the phase calibration procedures by means of the so called Redundant Space Calibration (RSC)1.

Pasif MiliMetre Dalga Görüntüleme Sistemi (PMMDGS) projesinde kullanılmak üzere radyometrik
alıcı tasarımı yapılmıştır. Bu radyometrik alıcı; anten, düşük güçlü güç kuvvetlendirici (LNA – Low
Noise Amplifier), dedektör, alçak geçiren süzgeç (LPF – Low Pass Filter) ve video kuvvetlendiriciden
(VA – Video Amplifier) oluşur. Bu çalışmada; tasarımı yapılan radyometrik alıcıda kullanılabilecek
olan antenler anlatılmıştır. Bu antenler, klasik Vivaldi anten, Vivaldi fed anten, antipodal Vivaldi anten
ve horn anten olarak özetlenebilir. Çalışma frekansı olarak 35 GHz seçilmiştir. Çünkü PMMDGS
üretilmek isteniyorsa 35 GHz, 96 GHz, 220 GHz gibi özel frekans pencerelerinin kullanılması sis, toz
bulutu, kum fırtınası gibi hava olaylarından etkilenmemek için gereklidir. Her bir antenin avantaj ve
dezavantajları aktarılmış, sonuç olarak; horn antenin kullanılmasına karar verilmiştir. Tasarımlar
Antenna Magus ve Computer Simulation Technology (CST) Programı’nda gerçekleştirilmiştir.

This paper deals with spectrum sensing for dynamic spectrum access (DSA) via channelized radiometers. Consecutive mean excision (CME) algorithms have been employed in the literature to identify the presence or absence of licensed user signals. To obtain better control of false-alarm rate and detection rate, an improved CME algorithm is proposed in this paper, in which two thresholds are incorporated to perform the channel cluster based licensed user signal detection. It is verified through numerical experiments that with appropriate compromise on setting the two thresholds, the improved CME algorithm can significantly boost the detection rate while ideally maintain the false-alarm rate as sufficiently low as desired.